TAPSEL (HK) – Tidak hanya pada ranah kognitif saja, Pesantren Modern Unggulan Terpadu “Darul Mursyid” yang beralamat di Sidapdap Simanosor Kecamatan Saipar Dolok Hole Kabupaten Tapanuli Selatan lebih fokus untuk memperhatikan karakter santrinya.
Sri Jumiati sebagai wakil direktur kesantrian, Rabu (04/10/2023) mengungkapkan bahwa pendidikan karakter adalah hal yang sangat urgen sekali mengingat perkembangan perilaku dan masalah anak yang semakin banyak. Apalagi dengan arus globalisasi menuntut kita untuk terus mengadakan pendampingan penuh untuk santri kita. Ujarnya.
Lanjut Sri, Alhamdulillah para pengasuh dan pembina Pesantren Darul Mursyid memiliki kemampuan standar dan sudah bersertifikat dalam hal parenting dan juga dalam hal pembinaan bahasa. Ilmu parenting digunakan untuk mengatur serta menjaga kedisiplinan para santri mulai dari bangun tidur, hingga mengorganisir kegiatan harian para santri, dan bahasa digunakan untuk mendukung program bahasa di Pesantren Darul Mursyid, khususnya bahasa Inggris. Ungkapnya
“Sebagai agenda pendukung untuk meningkatkan disiplin santri kami menyediakan hand book atau buku pegangan yang berisi tentang tata tertib untuk kebutuhan peserta didik yang akan menjadi pedoman dan pegangan bagi mereka dalam menempuh pendidikan dan pembentukan karakter Islami di Pesantren Darul Mursyid.” ungkapnya.
“Melaksanakan tes psikologi minat dan bakat bagi santri baru untuk mengetahui kondisi santri serta mengetahui metode yang tepat untuk proses belajar mengajar. tes minat dan bakat ini juga terdapat rangkaian tes dan analisa yang menggambarkan kemampuan kognitif.”
“Pembinaan karakter oleh guru senior di Asrama dan sebagai rujukannya adalah buku Washaya Al-Abaa’ Lil Abnaa’ karangan Syaikh Muhammad Syakir yang merupakan kitab yang isinya memuat pelajaran dasar tentang akhlak yang sangat dibutuhkan anak untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.” Ungkapnya.
Drs Yusri Lubis sebagai Direktur Pesantren Darul Mursyid memaparkan bahwa pengangkatan Wakil Direktur bidang kesantrian adalah dalam rangka mendidik dan meningkatkan pengawasan kepada santri sehingga pesantren memiliki suasana yang kondusif dan nyaman untuk tempat belajar. Ia juga mengatakan, “hal ini dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kekerasan di lingkungan pesantren seperti senioritas, bully, perkelahian dan segala bentuk kekerasan lainnya. Ungkapnya.
Lanjut Yusri, “di bawah jajaran wakil direktur kesantrian pesantren Darul Mursyid terdapat empat Kepala Divisi yaitu Kepala divisi Pengasuhan Putra, Kepala Divisi Pengasuhan Putri, Kepala Divisi Pembinaan Ibadah, Kepala Divisi Pengembangan Bahasa dan Kepala Divisi Non Formal. Masing-masing divisi bertugas sesuai dengan tupoksinya masing-masing sesuai dengan misi Pesantren Darul Mursyid yaitu menjadi pusat kejayaan peradaban Islam. Ungkapnya.
“Tugas para pengasuh dan putri adalah melaksanakan pembinaan, pengawasan dan pelayanan kepada santri mulai dari membangunkan sampai menidi Asrama. Mereka tidak lagi dibebankan untuk mengajar, agar fokus mendampingi sekaligus melakukan pembinaan kepada santri dan yang paling penting mereka tidak melibatkan santri senior dalam pemberian hukuman kepada juniornya. Ujarnya.
“Divisi pembinaan ibadah bertugas untuk
Tugas membimbing santri/santriwati untuk melaksanakan ibadah seperti shalat wajib, shalat sunat, puasa wajib, dan puasa sunat. Para pembina ibadah juga diwajibkan mendampingi santri/santriwati untuk melakukan shalat berjamaah sehingga bisa memastikan santri mengikuti semua aturan dalam setiap pelaksanaan ibadah.” Ungkapnya.
“Divisi Non formal bertugas untuk menyusun program kerja kegiatan ekskul. Membuat tata tertib dari masing-masing ekstrakurikuler; Mendata kegiatan dan ekskul santri/santriwati.”
“Divisi Pengembangan Bahasa bertugas untuk membimbing, membina dan mengembangkan bahasa Inggris untuk mendukung pencapaian prestasi akademik santri/santriwati baik di tingkat nasional maupun internasional.”
Terpisah, Ja’far Syahbudin Ritonga selaku Ketua Umum Yayasan Pendidikan Haji Ihutan Ritonga (YASPENHIR) sekaligus pembina di Pesantren Darul Mursyid turut mendukung untuk menjalankan disiplin di lingkungan pesantren. Dikatakan, “pendidikan di pesantren tidak hanya berorientasi pada ranah kognitif saja, tetapi pendidikan itu harus bisa menanamkan karakter yang baik dalam kehidupannya. Dengan demikian santri akan terbawa arus disiplin yang baik
sehingga diharapkan akan melahirkan santri-santri yang berperilaku positif dan berprestasi.” Tutur sosok pemimpin yang sangat berkarismatik itu.