Madina, (HK) – Dinas Perdagangan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) menyikapi harga minyak goreng , baik curah maupun kemasan yang terus mengalami kenaikan.
Kepala Dinas Perdagangan Madina Jhon Amriadi menyatakan, kenaikan harga saat ini, diakibatkan dampak dari pandemi Covid-19, yang tentunya berdampak pada peningkatan hasil olahan kepala sawit.
Selain itu, kenaikan harga minyak goreng juga dipengaruhi jumalah produksi yang dikeluarkan oleh pabrik minyak goreng yang berkurang dari tahun sebelumnya.
“Dari pantauan kita (Dinas Perdagangan Madina) di sejumlah pasar, memang benar terjadi kenaikan harga dari pada minyak goreng curah dan minyak goreng bermerek, itu diakibatkan jumlah produksi berkurang dari tahun kemaren dan yang lainnya kita masih pandemi Covid -19 sehingga berpengaruh dengan harga minyak tersebut,” kata Jhon, Rabu (27/10/2021) saat dikonfirmasi diruang kerjanya.
Jhon menyampaikan, dari hasil pantauan pihaknya, kenaikan harga minyak curah dan bermerek tersebut sudah terjadi sejak satu minggu terakhir, dengan rata-rata kenaikan mencapai Rp.3000
“Sejak 18 Oktober lalu harga minyak curah yang sebelumnya 15 ribu naik ke 18 ribu. Dan, minyak bermerek harganya sekarang 19 ribu yamg semula di angka 16 ribu, masing-masing naik 3 ribu dan itu juga pantauan kami dilapangan 27 Oktober saat ini,” ucapnya.
Dengan terjadinya kenaikan harga minyak ini juga akan berpengaruh kepada pengusaha-pengusaha besar maupun kecil di Kabupaten Madina.
Jhon menghimbau agar para distributor jangan menimbun barangnya pada situasi sekarang ini. Sehingga tidak memicu kenaikan harga yang signifikan. Dan ia meyakini bahwa harga minyak tersebut akan stabil setelah situasinnya kembali normal.
“Dan saya harap pedagang ini khusunya distributor tidak menimbun barangnya sehingga harga minyak tersebut tetap stabil dan tidak menimbul harganya yamg semakin parah, dan saya yakin harganya akan turun karena kita masih pandemi Covid-19, seiring nanti perbaikan-perbaikan level kita khusunya di Mandailing Natal,”imbuhnya. (hend)