Masyarakat Batang Natal: Atika Egois, Penertiban Tambang Ilegal Hanya di Kampung Halaman Saja

0

Sumatera Utara, Mandailing Natal – Masyarakat Batang Natal menilai sikap Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Atika Azmi Utammi Nasution pilih kasih dalam menertibkan Pertambangan Emas Ilegal (PETI) di Kabupaten Madina, Kamis (13/6/2024).

Kata mereka, bila menggunakan alat berat adalah sebuah permasalahan, tambang ilegal di Kecamatan Batang Natal sudah lebih dahulu beroperasi ketimbang penambangan yang ada di wilayah Kotanopan.

“Katanya mau menindak tegas semua aktivitas penambangan ilegal di Kabupaten Madina, tapi kenapa di Kotanopan saja yang mendapat perhatian khusus, apa karena di sana kampung halamannya? Atau Batang Natal ini bukan bagian dari Madina?,” kesal mereka, atas sikap keegoisan Wabup Madina tersebut.

Sebenarnya upaya penindakan aktivitas pertambangan emas ilegal ini telah dilakukan oleh Aparat Penegak Hukum (APH). Namun masyarakat di Batang Natal bersikukuh dan menyebut tidak secara keseluruhan.

“Ini benar bang, mereka yang menambang itu berhenti saat ada penggerebekan di Kotanopan. Tapi itulah yang kita herankan, kenapa di Batang Natal ini tidak menjadi perhatian Wakil Bupati,” ungkap salah seorang warga yang tidak mau dipublikasikan namanya, asal dari Desa Muara Parlampungan.

“Ini malah tampak seperti dibiarkan, seolah-olah mendapat restu dari Aparat Penegak Hukum. Seharusnya kan Polres Madina juga tertibkan tambang yang ada di Batang Natal, jangan pula tebang pilih,” sambung warga tersebut.

Demikian pula hasil investigasi, para penambang yang disebut menggunakan alat berat itu ternyata beroperasi di Desa Jambur Torop.

Dari informasi yang dihimpun, disana ada empat unit ekscavator, yang kabarnya adalah milik H, Ac, Ad, dan R, yang masing-masing satu unit. Serta ada juga di Desa Aek Baru Julu, juga dikabarkan milik S, dengan satu unit ekscavator.

Namun, karena situasi pertambangan di Kecamatan Kotanopan tidak kondusif pasca penggerebekan, ekscavator-ekscavator yang beroperasi di Kecamatan Batang Natal ini kemudian disembunyikan ke dalam perbukitan, yang jaraknya kurang lebih 500 meter dari lokasi penambangannya. (H. P Lubis)