Tingkatkan Motivasi Masyarakat Terhadap Mitigasi Erupsi Efusif Pada Gunung Berapi

0

Indonesia memiliki lebih dari 500 gunung merapi dengan 127 di antaranya berstatus aktif. Gunung-gunung api aktif tersebut yang tersebar di wilayah Sumatera (30), Jawa (35), Bali dan Nusa Tenggara (30), Maluku (16), dan Sulawesi (18). Selain itu, Indonesia pernah menjadi tempat terjadinya dua letusan gunung merapi terbesar di dunia. Tahun 1815 Gunung Tambora yang berada di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat meletus dan memakan korban jiwa 10.000 orang (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2014). Dan pada tahun 1883 Gunung Krakatau meletus dan memakan korban jiwa 36.000 orang (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2015). Jadi dapat dikatakan bahwa Indonesia merupakan negara dengan kawasan banyak gunung berapi yang masih aktif meletus.

Erupsi pada gunung merapi ini terbagi menjadi 2 yaitu Erupsi Efusif dan Erupsi Eksplosif. Erufsi Efusif adalah proses keluarnya Magma dari asal perut bumi yang berbentuk Lava. Erufsi Efusif terajdi dampak adanya tekanan gas yang tidak terlalu kuat sehingga magma serta lava yang keluar akan mengalir ke lereng Gunung. Salah satu contoh terjadinya Erufsi Efusif yaitu pada gunung merapi sinabunng. Sedangkan Erufsi Eksplosif merupakan proses munculnya magma serta material lainnya dari asal perut bumi yang disertai tekanan yang bertenaga, sehingga mengakibatkan letusan dan dentuman yang keras. Salah satu contoh terjadinya Erupsi Eksplosif yaitu pada insiden Gunung berapi krakatau.

Bencana alam gunung meletus sangat berkaitan dengan fisika terutama pada Erupsi, dimana pada Erupsi Efusif ada konsep Fisika yang berkaitan dengan proses tersebut yaitu pada materi Termodinamika dan Tekanan. Pada Termodinamika yaitu berkaitan dengan Suhu, dimana Sebagai tanda bahwa magma telah naik dan mencapai lapisan kawah paling bawah sehingga secara langsung dipengaruhi suhu kawah secara keseluruhan. Pada gunung dengan status normal, volume magma tidak terlalu banyak terkumpul di daerah kawah sehingga menyebabkan suhu di sekitar normal. Naiknya magma tersebut bisa disebabkan oleh pergerakan tektonik pada lapisan bumi dibawah gunung seperti gerakan lempeng sehingga meningkatkan tekanan pada dapur magma dan pada akhirnya membuat magma terdorong ke atas hingga berada tepat dibawah kawah.

Kemudian Konsep fisika Tekanan pada Erupsi Efusif yaitu adanyan Tekanan besar menekan dan mendorong permukaan bumi sehingga menimbulkan berbagai gejala tektonik, vulkanik dan meningkatkan aktivitas geologi gunung. Dimana lempeng merupakan bagian dari kerak bumi yang terus bergerak setiap saat, dan daerah pengunungan merupakan zona dimana kedua lempeng saling bertemu, desakan lempeng bisa juga menjadi penyebab perubahan struktur dalam gunung berapi yang disebabkan oleh Tekanan.

Sesuai dengan konsep fisika dimana tekanan adalah besarnya gaya yang bekerja di setiap satuan luas permukaan atau bidang tekanan. Hal tersebut timbul akibat adanya gaya tekan yang bekerja pada benda yang tegak lurus.

Suatu tegangan akan sangat bergantung pada besarnya gaya. Mitigasi (Upaya Penanggulangan atau upaya mengurangi resiko bencana) Erupsi Efusif pada Gunung berapi yaitu Membangun rumah bertiang penopang atap lebih rapat (dibantu dengan tiang diagonal), dianjurkan beratap seng agar tahan terhadap panas lontaran batu pijar, dan kemiringan atap ≥ 45o, Berpartisipasi aktif dalam merencanakan dan membangun prasarana dan sarana pengungsian dan shelter ternak, Melakukan penghutanan kembali untuk mengurangi risiko terjadinya banjir lahar, erosi, dan gerakan massa, Mengadakan pelatihan cara pembuatan pakan ternak awetan karena besar kemungkinan hijauan makanan ternak tertutupi abu vulkanik, Menguatkan kelembagaan di tingkat masyarakat sebagai bagian manajemen bencana berbasis masyarakat dengan dukungan pemerintah, dunia usaha, dan LSM, Membuat peraturan adat/desa tentang penanggulangan bencana, Menyusun petunjuk operasional penanggulangan bencana letusan gunung api di desa dan dusun, Memperbaharui rencana kegawatdaruratan dengan latihan penyelamatan dan tanggap darurat yang melibatkan masyarakat, Melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait secara rutin.

Penulis : Rahmi Habibah
Mahasiswa Magister Pendidikan Fisika UNP