
Sumatera Utara, Mandailing Natal – Hujan lebat yang mengguyur wilayah Kecamatan Tambangan Kabupaten Mandailing Natal (Madina) pada Jum’at (10/5/2024) sore yang lalu menyebabkan sungai Aek Mais meluap. Ada 60 persen areal persawahan begitu juga perkebunan masyarakat yang terkena dampaknya.
Hantaman air sungai yang besar ini juga menyebabkan pasangan pipa yang selama ini dipakai untuk menyalurkan air dari sungai Aek Mais ke saluran irigasi menuju Desa Pastap Julu rusak dan hanyut terbawa arus deras.
Kejadian ini menimbulkan keresahan ditengah-tengah masyarakat Desa Pastap Julu Kecamatan Tambangan karena sumber saluran air bersih untuk persawahan, masjid dan ke rumah-rumah warga ini terputus.
Hal tersebut diungkapkan Pajaruddin Nasution, warga Desa Pastap Julu ke media ini, Rabu (15/5/2024).
“Ada 60 persen areal persawahan rusak begitu juga perkebunan warga akibat meluapnya air sungai Aek Mais pada Jum’at (10/5/2024) sore yang lalu. Namun, paling urgen itu perbaikan pipa air yang selama ini digunakan untuk menyalurkan air dari sungai Aek Mais ke saluran irigasi menuju pedesaan,” kata Pajaruddin yang juga ketua BPD desa tersebut.
Dia juga menuturkan dalam kurun 5 tahun ini baru terjadi bencana alam sebesar itu. Sawah dan perkebunan rusak, begitu juga pipa saluran air bersih ke desa terputus.
“Disini saya mewakili masyarakat Desa Pastap Julu memohon kiranya Bapak Bupati Madina dan Ibu Wakil Bupati untuk membantu dan memperhatikan kebutuhan pipa baru untuk air bersih di desa kami agar kembali menikmati air bersih,” pintanya.
Hal yang sama juga disampaikan Bahagia Lubis selaku Kepala Desa Pastap Julu. Pasca terjadinya bencana alam di desanya.
“Berbagai upaya telah dilakukan agar dilakukan segera perbaikan pipa yang telah rusak hanyut terbawa arus deras. Proposal telah diantar ke instansi terkait dan melaporkan kejadian kepada bapak Bupati Madina,” ujar Bahagia Lubis, Rabu (15/5/2024).
Dijelaskannya, Terkait bencana alam di Desa Pastap Julu banyak areal persawahan dan perkebunan masyarakat yang terdampak akibat luapan sungai aek mais. Namun yang paling urgen saluran irigasi menuju desa telah rusak yang sebelumnya dipasang pipa pemyambung air dari sungai Aek Mais menuju saluran iringasi telah hanyut terbawa arus deras.
“Pipa-pipa itu semua telah hanyut karena tingginya volume air sungai, Jadi saluran irigasi inilah satu-satunya sumber air menuju desa Pastap Julu, baik untuk persawahan, masjid dan ke rumah-rumah warga,” pungkasnya.