KARAWANG II Wakil Bupati Karawang H.Aep Syaefuloh menggelar rapat musyawarah terkait dengan Krisis Air saluran Irigasi didaerah Kecamatan Banyusari. Digelar pada Kamis 27 Juli 2023 bertempat di ruang rapat kepala Desa Cicinde Utara Kecamatan Banyusari, pembahasan rapat saluran irigasi, serta rencana pembuatan sodetan baru dari Desa Mekarsari Kecamatan Jatisari untuk mengaliri air sawah menuju 4 desa dibanyusari.
Tujuannya agar kekeringan sawah yang selalu terjadi di Desa Cicinde Selatan, Cicinde Utara, Jayamukti, dan Pamakeran Kecamatan Banyusri dapat teratasi.
Rapat dipimpin oleh Wakil Bupati Karawang H.Aep, didampingi oleh Kepala Bappeda, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas PUPR, dan Kepala BPDB.
Dalam pertemuan tersebut dihadiri oleh :
1. Camat Banyusari
2. Kepala Desa Mekarsari
3. Kepala Desa Cikalongsari
4. Kepala Desa Jatiragas
5. Kepala Desa Jatibaru
6 Kepala Desa Cicinde Selatan
7. Kepala Desa Cicinde Utara
8. Kepala Desa Jayamukti dan
9. Kepala Desa Pamekaran.
Awal kesempatan, Iwan Ridwan Camat Banyusari menyampaikan bahwa apa yang menjadi persoalan para petani saat ini adalah mengenai krisis air irigasi, dimana disebabkan oleh kurangnya saluran air.
“Krisis air dimusim kemarau membuat para petani semakin resah karena kondisi irigasi sangat kurang maksimal,” ungkap Camat Iwan, Rabu 27 Juli 2023.
Selama bertahun-tahun sampai saat ini kondisi saluran air irigasi konon kata petani masih seperti itu, akibatnya petani mengalami krisis air terutama pada musim tanam.
“Musim kemarau saat ini panen tidak normal dan tanaman pun kekurangan air, harus ada langkah untuk menyelamatkan petani dari Krisis air,” ujar Camat Iwan.
Ada beberapa point yang di sampaikan yakni :
Meningkatkan tata kelola distribusi air.
Membuat sodetan baru dari Desa Mekarsari Kecamatan Jatisari menuju Desa Pamekaran Kecamatan Banyusari.
Mengaktifkan peran kedisiplinan tanggung jawab petugas disetiap pintu saluran irigasi
Membenahi pintu air yang rusak
Menempatkan petugas tetap, untuk mengontrol dan menangani kendala persoalan saluran yang disebabkan oleh sampah maupun benda yang masuk ke saluran irigasi saat musim tanam berlangsung,
“Serta mengadakan program sosialisasi tentang tata kelola irigasi terhadap petani,” pungkasnya.
Mendengar persoalan tersebut, Wakil Bupati Karawang H.Aep menggapi bahwa ini merupakan tantangan bagi pemerintah bagaimana merespon apa yang menjadi keluhan dan keresahan para petani berkaitan dengan sumber air.
“Karena air adalah sumber kehidupan. Dan ketika air tidak mengalir maka kehidupan akan berhenti disitu,” ungkap nya. (Irwanto)