Uang Rakyat Rp189 Juta Dipertaruhkan Belum Lama di Cor Jalan Dusun Jungklang Pamekaran Retak, Dinas Diminta Audit CV Pakar Bangunan Kontruksi
KARAWANG – Proyek cor peningkatan jalan lingkungan di Dusun Jungklang, Desa Pamekaran, Kecamatan Banyusari, Kabupaten Karawang, menuai sorotan keras publik. Proyek yang dikerjakan oleh CV Pakar Bangunan Konstruksi itu diduga dikerjakan secara asal-asalan. Pasalnya, baru beberapa hari selesai dikerjakan, kondisi jalan sudah mengalami retak-retak di sejumlah titik.
Berdasarkan hasil pemantauan langsung di lapangan pada Selasa, 16 Desember 2025, proyek cor jalan lingkungan yang berlokasi di RT 002 RW 003 Dusun Jungklang tersebut tampak tidak sesuai harapan warga. Retakan terlihat jelas di beberapa bagian permukaan jalan, meski proyek tersebut masih terbilang baru.
Proyek peningkatan jalan lingkungan ini menelan anggaran cukup fantastis, yakni sebesar Rp189.532.000 yang bersumber dari APBD Kabupaten Karawang Tahun Anggaran 2025, dan dilaksanakan melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Karawang.
Kondisi jalan yang sudah rusak di usia dini ini memicu kekecewaan dan kekhawatiran warga Kecamatan Banyusari. Warga mempertanyakan kualitas material, metode pengerjaan, serta pengawasan dari dinas terkait. Mereka khawatir, jika sejak awal sudah mengalami keretakan, maka jalan tersebut tidak akan bertahan lama dan berpotensi kembali rusak dalam waktu singkat.
“Ini pakai uang rakyat, anggarannya ratusan juta. Tapi baru dikerjakan sudah retak. Kalau seperti ini, jelas kami khawatir kualitasnya,” ungkap salah seorang warga setempat.
Warga mendesak agar dinas terkait segera turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan secara menyeluruh terhadap kualitas bangunan, mulai dari mutu beton, ketebalan cor, hingga kesesuaian pekerjaan dengan spesifikasi teknis dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Sementara itu, mandor pelaksana proyek bernama Brave, saat dikonfirmasi terkait kondisi tersebut, memberikan klarifikasi. Ia menyebut bahwa keretakan yang terjadi saat ini sedang dalam proses perbaikan.
“Sama orang betonnya sedang diperbaiki yang retak-retaknya itu, kang. Itu kan dari kemarin ramai diberitakan oleh media. Kebetulan saya sudah ketemu sama orang medianya, dan sudah mau diapresiasi juga sama beliau. Itu juga permintaan media supaya diperbaiki,” ujar Brave.
Namun demikian, pernyataan tersebut justru memunculkan pertanyaan baru di tengah masyarakat. Warga menilai, perbaikan seharusnya dilakukan karena tanggung jawab teknis pekerjaan, bukan semata-mata karena ramai diberitakan media.
Masyarakat berharap, DPRKP Karawang tidak tinggal diam dan segera melakukan evaluasi teknis di lapangan. Jika ditemukan indikasi pengerjaan yang tidak sesuai standar, warga meminta agar pihak pelaksana bertanggung jawab penuh dan dilakukan tindakan tegas sesuai aturan yang berlaku.
Proyek infrastruktur desa dinilai tidak boleh dijadikan ajang coba-coba, apalagi sekadar mengejar target penyerapan anggaran. Kualitas dan daya tahan bangunan harus menjadi prioritas utama demi kepentingan masyarakat luas. (Boleng)

